Fenomena Game

Game merupakan salah satu hiburan yang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan pelajar. Dengan game pelajar [sebut : gamer] bisa berekspresi sesuai keinginan mereka yang tidak bisa mereka ekspresikan secara real. Namun sekarang game tidak hanya untuk kalangan pelajar saja, pegawai kantor, helpdesk, mahasiswa, guru, dosen, dan hampir semua kalangan mengenal yang namanya game. Sedikit cerita, game adalah sebuah permainan multimedia yang di buat semenarik mungkin agar pemain bisa mendapatkan sesuatu [baca : skor, barang, level, dan lainnya] sehingga adanya kepuasaan batin. Sejarah game pada awalnya beredar di amerika dengan bentuk game yang simple seperti pacman dan tetris. Sekarang game sudah sangat bagus, baik dari segi grafis, audio, alur cerita, bahkan keunikannya.

Kembali mengenai fenomena game, banyak bermunculan game center [baca : gamenet, rental PS] yang bermunculan dan tidak sedikit yang berarea dekat tempat belajar [baca : sekolah].
Apa akibat dari dekatnya game center dengan sekolah tersebut?? Sudah bisa dipastikan akan banyak pelajar yang nongkrong disitu. Mungkin sehabis pulang sekolah hingga sore mereka bisa main game dan nongkrong di game center, parahnya lagi game center digunakan sebagai tempat bolos sekolah yang notabenya pelajar itu kewajibannya adalah belajar bukan bermain game. Itu dari segi waktu bermain, dan masih banyak sudut pandang lain yang bisa di kupas.
Efek game secara langsung adalah sifat gamer yang akan menyerupai game yang dimainkan, misal si gamer suka bermain Smack Down [baca : game kekerasan], maka dalah kehidupan realnya dia akan gampang marah dan emosi. Untuk efek lainnya misalnya ada pada game yang berating 17+ [baca : konten dewasa], dengan banyaknya gamer yang suka bermain game ini bisa dipastikan tingkat pergaulan bebas [baca : seks bebas] akan meningkat. Masih banyak efek langsung yang bisa didapati dari bermain game ini.
Game bisa membuat ketagihan para pemainnya [baca : gamer] dan bisa menimbulkan tindak kejahatan, kenapa bisa demikian? Karena untuk bermain game itu tidak murah, anggap saja tiap jam si gamer harus membayar Rp 2000,- sedangkan uang jajannya hanya Rp 5000,- berarti hanyak 2,5 jam dia bermain dan itu tidak digunakan untuk jajan lainnya. Gamer bisa bertindak jahat seperti mencuri, mengamen, dan tindakan jahat dalam komputer seperti carding, dan lainnya.

Solusi terbaik untuk mencegah efek game yang buruk adalah dengan pengawasan orang tua dan masyarakat. Namun penulis berpendapat bahwa game tidak bisa dilepaskan dari pelajar, jadi solusi terbaiknya adalah memberikan layanan bermain game di rumah sendiri, untuk yang suka bermain PS baiknya dibelikan PS agar tidak bermain di rental. Dengan begitu orang tua bisa mengetahui game apa yang dimainkan si anak tersebut.







0 comments:

Copyleft © 2009 - catatan - bayu - is proudly powered by Blogger
Article in catatan bayu is pure my article. If you copy my article, I hope write my name of author.