Berikut adalah pengertian global warming menurut wikipedia :

Pemanasan global adalah adanya proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan Bumi.

Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18 °C (1.33 ± 0.32 °F) selama seratus tahun terakhir. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa, "sebagian besar peningkatan suhu rata-rata global sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia"[1] melalui efek rumah kaca. Kesimpulan dasar ini telah dikemukakan oleh setidaknya 30 badan ilmiah dan akademik, termasuk semua akademi sains nasional dari negara-negara G8. Akan tetapi, masih terdapat beberapa ilmuwan yang tidak setuju dengan beberapa kesimpulan yang dikemukakan IPCC tersebut...

Global warming [baca : pemanasan global] adalah proses dimana dunia akan menjadi panas dikarenakan efek rumah kaca. Efek rumah kaca bisa terjadi karena lapisan ozon yang mulai bolong karena adanya penggunaan freon yang bisa mengikis lapisan ozon, pembakaran hutan yang menyebabkan hutan gundul sehingga panas tidak bisa diserap dan dipantulkan lagi ke atas, penggunaan bahan bakar yang menghasilkan gas CO2 juga menyebabkan lapisan ozon berkurang. Global warming bukan merupakan masalah yang sepele [baca : gampang], karena mau tidak mau karena akibat global warming akan banyak masalah yang timbul.
Kita bisa mengurangi proses global warming dengan cara menggunakan sumber energi alternatif. Berikut adalah beberapa sumber energi alternatif yang mungkin bisa mengurangi proses global warming :

sumber : google
1.Biogas, Sumber Energi Alternatif
Kelangkaan bahan bakar minyak, yang disebabkan oleh kenaikan harga minyak dunia yang signifikan, telah mendorong pemerintah untuk mengajak masyarakat mengatasi masalah energi bersama-sama (Kompas, 23 Juni 2005).

Kenaikan harga yang mencapai 58 dollar Amerika Serikat ini termasuk luar biasa sebab biasanya terjadi saat musim dingin di negara-negara yang mempunyai empat musim di Eropa dan Amerika Serikat. Masalah ini memang pelik sebagaimana dikatakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam pertemuan dengan para gubernur di Pontianak, Kalimantan Barat, tanggal 22 Juni 2005, dan mengajak masyarakat melakukan penghematan energi di seluruh Tanah Air.

Penghematan ini sebetulnya harus telah kita gerakkan sejak dahulu karena pasokan bahan bakar yang berasal dari minyak bumi adalah sumber energi fosil yang tidak dapat diperbarui (unrenewable), sedangkan permintaan naik terus, demikian pula harganya sehingga tidak ada stabilitas keseimbangan permintaan dan penawaran. Salah satu jalan untuk menghemat bahan bakar minyak (BBM) adalah mencari sumber energi alternatif yang dapat diperbarui (renewable)....


2. Bioetanol sebagai Sumber Energi Alternatif
Kelangkaan bahan bakar minyak sudah tidak dapat dipungkiri lagi. Persediaan minyak bumi di dunia makin lama makin menipis dan harganya makin melonjak. Seiring dengan perkembangan teknologi, kebutuhan akan sumber energi makin meningkat, terutama dari minyak bumi. Untuk itu, sumber energi selain minyak bumi sangat diperlukan. Di antara sederetan nama sumber energi alternatif, nama bioetanol kian mencuat di kalangan masyarakat.

Bioetanol merupakan etanol (golongan alkohol) yang diproduksi dari bahan alami, terutama dari tumbuhan. Bahan baku yang biasa digunakan untuk memproduksi bioetanol antara lain tetes tebu (molases) yang merupakan by product dari industri gula; gula merah; singkong, ubi jalar, dan kelompok pati-patian lainnya. Bahan-bahan baku ini kemudian difermentasi dengan mikroba seperti Saccharomyces cereviseae dan mikroba penghasil etanol lainnya dan berperan sebagai substrat untuk pertumbuhan mikroba. Dari proses fermentasi tersebut dihasilkan etanol sebagai salah satu produknya. Produk etanol inilah yang paling diperhatikan dalam produksi bioetanol, selain pertumbuhan mikroba penghasilnya. Produk etanol yang dihasilkan dari proses fermentasi ini tentu saja masih tercampur dengan produk lainnya, air, biomassa, dan juga substrat yang masih tersisa. Untuk memisahkannya, diperlukan berbagai teknik pemisahan. Untuk memisahkan antara cairan dan padatan digunakan teknik penyaringan (filtrasi). Untuk memisahkan etanol dari komponen cair lainnya digunakan teknik distilasi (penyulingan) dengan memanfaatkan perbedaan titik uap antara etanol dan komponen-komponen cair lainnya. Dengan distilasi ini dapat dihasilkan etanol yang lebih murni, walaupun tidak 100% murni. Untuk memurnikan lagi bioetanol yang dihasilkan tentu saja diperlukan teknik-teknik pemurnian tertentu....


3. Singkong dan Kelapa Sawit Sebagai Energi Alternatif
Menteri Negara Riset dan Teknologi Kusmayanto Kadiman (2005)menegaskan, kemajuan teknologi kini mampu mengubah singkong dan kelapa sawit menjadi energi alternatif dalam mengatasi krisis bahan bakar minyak (BBM).

“Singkong dapat diolah menjadi bioetanol dan kelapa sawit menjadi biodiesel yang bisa dimanfaatkan dengan mencampur sepuluh persen dari keempat jenis BBM,” kata Kusmayanto Kadiman kepada wartawan di Sanur, Bali, Rabu (13/7/2005).

Sebelum membuka Pertemuan Forum Kelautan Indonesia (The Indonesia Ocean Forum 2005 and the 13th PAMS/JECSS Workshop), ia mengemukakan, pencampuran 10 persen BBM dengan bioetanol dan biodiesel sangat dimungkinkan, sesuai ketentuan yang ditetapkan internasional....


4. Aplikasi Sel Surya Sebagai Sumber Energi Alternatif
Gelombang yang timbul akibat medan listrik dan medan magnet disebut gelombang elektromagnet. Gelombang elektromagnet yang terlihat oleh pancaindera manusia adalah cahaya dengan panjang gelombang berkisar pada 300-700 nm (nanometer). Gelombang diatas panjang gelombang 700 nm adalah inframerah dan dibawah 300 nm adalah ultraviolet. Manusia telah banyak memanfaatkan energi yang terdapat pada gelombang elektomagnet sejak dahulu kala. Tapi pemahaman tentang gelombang ini sendiri baru dapat dianalisis oleh kita sekitar abad 10.

Spektrum Cahaya

Seiring perkembangan zaman, pemanfaatan gelombang elektromagnet oleh manusia semakin sering dilakukan dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan perkembangan pemahaman tentang gelombang ini sendiri. Nama-nama seperti Isaac Newton dengan Hypothesis of Lightnya, Christian Huygens dengan teori rambat gelombang, Faraday dengan teori elektromagnetisme, James Clerk Maxwell yang berhasil memperbaiki teori rambat gelombangnya Christian Huygens, Max Planck dengan teori kuantum, Albert Einstein dan Louis de Broglie yang menyatakan bahwa cahaya adalah bentuk partikel dan gelombang dengan teori dualitas partikel-gelombang telah memberikan kontribusi yang besar dalam memanfaatkan gelombang elektromagnet dalam kehidupan sehari-hari....



5. Potensi Limbah Biomassa Sawit sebagai Sumber Energi Terbarukan
Gejolak yang muncul akibat keputusan pemerintah menaikkan harga BBM memunculkan kesadaran bahwa selama ini bangsa Indonesai sangat tergantung pada sumber energi tak-terbarukan. Cepat atau lambat sumber energi tersebut akan habis. Salah satu solusi mengatasi permasalahan ini adalah dengan mengoptimalkan potensi energi terbarukan yang dimiliki bangsa ini.

Indonesia sebenarnya memiliki potensi energi terbarukan sebesar 311.232 MW, namun kurang lebih hanya 22% yang dimanfaatkan. Masyarakat Indonesia terlena dengan harga BBM yang murah, sehingga lupa untuk memanfaatkan dan mengembangkan sumber energi alternatif yang dapat diperbaharui. Sumber energi terbarukan yang tersedia antara lain bersumber dari tenaga air ( hydro ), panas bumi, energi cahaya, energi angin, dan biomassa.

Potensi energi tarbarukan yang besar dan belum banyak dimanfaatkan adalah energi dari biomassa. Potensi energi biomassa sebesar 50 000 MW hanya 320 MW yang sudah dimanfaatkan atau hanya 0.64% dari seluruh potensi yang ada. Potensi biomassa di Indonesia bersumber dari produk samping sawit, penggilingan padi, kayu, polywood, pabrik gula, kakao, dan limbah industri pertanian lainnya....


6. Bakteri Coli Sumber Energi Alternatif
Bagi kebanyakan orang, nama bakteri Escherichia coli langsung memunculkan kesan yang sangat erat dengan racun makanan dan penarikan produk makanan dari pasar. Tapi buat Profesor Thomas Wood, bakteri ini bisa diolah menjadi sumber energi yang kelak dapat menghidupkan kendaraan bermotor dan penerangan di rumah-rumah.

Dengan memodifikasi sifat genetis bakteri E. Coli, profesor dari Fakultas Teknik Kimia Universitas A&M Texas itu berhasil merekayasa jaringan Coli sehingga menghasilkan gas hidrogen yang cukup banyak. Seperti dikutip dari hasil penelitiannya yang berjudul Microbial Biotechnology, sel yang telah dimodifikasi gennya itu memproduksi hidrogen 140 kali lebih banyak dibanding proses normal.

Meskipun demikian, Thomas sadar masih banyak hal yang harus dilakukan sebelum hasil penelitiannya ini dikembangkan secara komersial. Tapi satu hal yang pasti, temuan Thomas menjanjikan satu lagi alternatif sumber energi yang bisa digunakan pada masa-masa mendatang....


7. Panas Bumi, Energi Alternatif Yang Potensial untuk Indonesia
Panas bumi merupakan sumber energi yang ramah lingkungan dan berpotensi besar untuk dikembangkan di Indonesia. Sumber energi ini juga cenderung tidak dapat habis karena proses pembentukannya yang menerus selama kondisi lingkungannnya terjaga keseimbangannya. Potensi panas bumi yang dimiliki Indonesia adalah sebesar 27 Gwe atau setara dengan sekitar 12 miliar barel minyak bumi untuk pengoperasian selama 30 tahun. Berdasarkan kenyataan tersebut Pemerintah memproyeksikan kontribusi panas bumi untuk kelistrikan sekitar 9.500 Mwe atau 5% kebutuhan pembangkit listrik pada tahun 2025. Hal ini ditetapkan dalam dalam Perpres No. 5 tahun 2006 mengenai Kebijakan Energi Nasional.

Pengembangan potensi panas bumi didasari 3 hal, yaitu potensi yang besar, antara lain, pertama, terdapat pada lapangan Seulawah Agam (NAD), Tampomas, dan Cisolok-Cisukarame (Jawa Barat), Gunung Unggaran (Jawa Tengah), Ngebel Wilis (Jawa Timur), dan Jailolo (Halmahera, Maluku Utara). Kedua, melambungnya harga minyak yang hampir mencapai US$ 100 / barel sehingga mendorong penggunaan bahan bakar alternatif. Ketiga, isu pemanasan global akibat penggunaan bahan bakar fosil. Panas bumi dapat berperan dalam mengurangi gas rumah kaca....


8. Energi Alternatif Dari Kotoran Sapi
Saat ini, berbagai macam upaya terus dilakukan untuk mengganti sumber energi-utamanya dari gas dan minyak bumi-agar tak habis. Salah satunya dengan mengembangkan aneka sumber energi alternatif.

Beberapa di antaranya seperti yang dikembangkan oleh tim peneliti dari Washington University, Amerika Serikat (AS). Mereka mencoba memanfaatkan limbah peternakan untuk membuat sebuah gas yang bisa diubah menjadi sumber energi.

Para peneliti tersebut memanfaatkan bakteri khusus untuk mengurai kotoran sapi menjadi metana. Gas inilah yang nantinya bisa diolah menjadi sumber energi baru. Selain itu, dengan bakteri ini, pencemaran dari kotoran sapi, baik bau ataupun limbahnya, bisa dihilangkan.

Profesor Muthanna Al-Dahhan, dari Washington University yang memimpin proyek ini mengatakan bahwa proses penguraian kotoran sapi menjadi metana tidak terlalu rumit sehingga petani biasa bisa melakukannya. "Setiap tahun, peternakan sapi di dunia menghasilkan sekira 1,8 miliar ton kotoran. Peternak dapat mengubah kotoran itu menjadi bioenergi yang ramah lingkungan dengan bakteri," sebut Muthanna Al-Dahhan....


9. Kincir Air Kaki Angsa Sumber Energi Alternatif
Kincir Air Kaki Angsa yang cara kerjanya mirip dengan angsa ketika berenang, hasil temuan karyawan Universitas Negeri Malang (UM) Budiharto dan Djayusman, menjadi salah satu energi alternatif pemasok listrik.

Menurut Budiharto, Kamis, temuan ini sudah melalui proses selama sekitar lima tahun, sejak menang lomba karya ilmiah yang diselenggarakan Menristek pada tahun 2002 lalu, dan saat ini tinggal mengaplikasikannya untuk kepentingan masyarakat luas.

"Sekarang penyelesaian kincir air kaki angsa ini sudah 80 persen, karena selalu ada penyempurnaan-penyempurnaan agar bisa diproduksi dalam jumlah besar (pabrikan), maka percobaan demi percobaan terus kami lakukan untuk mendapatkan hasil terbaik," ungkapnya di Malang.

Untuk menyempurnakan proses temuan yang sudah mendapatkan hak paten itu, Budiharto menggunakan sungai Buring di Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang sebagai lokasi laboratoriumnya.

Percobaan-percobaan tersebut, didanai oleh Departemen Pertambangan dan Energi sebesar Rp50 juta pada tahun 2006 (untuk satu turbin) dan pada tahun 2007 sebesar Rp150 juta (untuk tiga turbin).

Ia mengakui, dalam percobaan-percobaan yang dilakukannya itu, juga ada beberapa kendala dan saat ini kendala yang dihadapi adalah "trouble" pada transmisi. Namun diperkirakan tahun 2007 ini sudah tuntas 100 persen, sehingga bisa diaplikasikan.
...


Ayo kita kurangi penggunaan BBM sebagai sumber daya, dan mulai gunakan sumber daya alternatif. Sudah banyak yang merealisasikan penggunaan sumber daya alternatif, so tunggu apalagi. Mungkin penggunaan ini bisa dilakukan 1 desa atau kampung agar tidak bergantung pada PLN untuk sumber listriknya. Semoga artikel ini bermanfaat.








0 comments:

Copyleft © 2009 - catatan - bayu - is proudly powered by Blogger
Article in catatan bayu is pure my article. If you copy my article, I hope write my name of author.